Begitu banyak budaya bangsa kita yang terlupakan..... saatnya kita generasi muda bangsa ini melindungi dan mempertahankan budaya bangsa kita, bangsa "INDONESIA"

Senin, 10 Mei 2010

Kerajaan Sungai Serut "BENGKULU"

Ratu Agung
Tersebutlah dalam sebuah kisah, pada mulanya yang memerintah di negeri Sungai Serut ini ialah seorang raja yang berasal dari Majapahit, namanya Ratu Agung. Sebagai cikal-bakal dari kerajaan Sungai Serut, konon ceritanya, Ratu Agung adalah jelmaan bangsa dewa dari Gunung Bungkuk yang mendapat tugas untuk mengatur bangsa manusia di bumi.


Adapun rakyat yang diperintahkan oleh Ratu Agung ialah rakyat Rejang Sawah. Rakyatnya berperawakan tinggi, tegap, dan besar melebihi ukuran manusia pada umumnya. Disamping itu, dibagian tulang sulbinya agak sedikit menonjol yang panjangnya sekitar satu jari. Oleh sebab itulah, rakyat Ratu Agung ini juga disebut oleh orang sebagai Rejang Berekor.


Sebagai jelmaan dewa dari Gunung Bungkuk, Ratu Agung tidak saja mampu memerintah dengan adil, bijak, dan penuh wibawa, tetapi juga telah berhasil membangun negeri Sungai Serut hingga menjadi negeri yang kaya dan makmur.

legenda pekik nyaring

Pekik Nyaring, sahabat dari kota Bengkulu tentu pernah mendengar kata ini. Satu desa bernama Pekik Nyaring terletak tak jauh dari kampus Universitas Negeri Bengkulu.Tapi tahukah sahabat dari mana kata pekik nyaring ini berasal? Berikut salah satu kisah "Pekik Nyaring" versi kabupaten Lintang Empat Lawang (Negeri Empat Gerbang).-Admin


"APABILA suaranya terdengar di Timur, sebenarnya dia berada di barat.Kalau suaranya terdengardi Utara, maka dia berada di Selatan; dan apabila pekiknya terdengar di udara,dia berada di bumi."

INILAH salah satu kesaktian Puyang Pekik Nyaring. Legenda puyang (nenek moyang) yang berkuasa di Sungai Lematang, salah satu sungai yang bermuara ke Sungai Musi.Di tajungan (semenanjung) pertemuan Sungai Lematang dan Sungai Musi, secara administratif, masuk dalam wilayah Kecamatan Sungairotan (Muaraenim).

KONON, kesaktian Puyang Pekik Nyaring tak tertandingi. Wilayah Sungai Lematang tak
ada yang berani mengganggu. Termasuk, penguasa di wilayah hilir Sungai Musi. Pengaruh dan wilayah kekuasaan Pekik Nyaring dan kesaktiannya, membuat penguasa “kerajaan” hilir mencari akal untuk menaklukkannya. Sampai akhirnya, Sang Raja
mengirim putrinya untuk diserahkan ke Pekik Nyaring; sebagai tanda menyerah dan sekaligus mengikat persahabatan.

Di balik pernikahan Putri Raja dan Pekik Nyaring, ternyata ada agenda khusus dari Sang Raja. Sang Putri ternyata ditugasi untuk mencari kelemahan, dan sekaligus bagaimana mengalahkan kesaktian Pekik Nyaring. Untuk menaklukkan kesaktian itu, Pekik Nyaring membuka rahasia bahwa arahkan panah “alang-alang
jantan” ke arah berlawanan dari mana datangnya suara pekikan; apabila suara di timur,
panah ke barat.